Asset 3 (3)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

UMMUL AYMAN

SAMALANGA-BIREUN-ACEH

Berita Terpopuler

IMG_2720

Penerimaan Santri Baru Dayah Ummul Ayman Tahun 2025/2026

0001

MADING DESEMBER 2024

0001

MADING NOVEMBER 2024

e-Mading_Oktober_Reconvert_Page_1

MADING OKTOBER 2024

e-Mading September_page-0001

MADING SEPTEMBER 2024

WhatsApp Image 2024-12-07 at 01.23.50

Terimakasih Sahabat

(Teungku Abang di Tengah)

Putra Waled Nu “Pulang Kampung” ke Yaman

Oleh Aidil Ridhwan (pengabdi di Dayah Ummul Ayman, asal Pante Garot, Pidie)

Teungku Abang, begitu kami santri Ummul Ayman akrab memanggilnya. Bernama lengkap Abdul Malik. Beliau merupakan salah satu putra kesayangan Ayahanda Waled As-Syaikh H. Nuruzzahri bin Yahya (Pimpinan Dayah Ummul Ayman).

Hari Minggu lalu, beliau bersama beberapa orang lainnya take off dari SIM Aceh menuju Soekarno-Hatta Jakarta. Kemudian, sehari setelahnya, beliau melanjutkan safar ke Yaman, melalui jalur Oman. Dari Oman, baru melanjutkan perjalanan darat menuju kota Tarim. Guna dan tujuan untuk mengikuti daurah tahunan di Dayah Darul Musthafa (Dayahnya Al Habib Umar Bin Hafidh) itu.

“24 Juni saya akan ke Tarim. Tolong bilangin ke rekan-rekan di sana,” ujarnya kepada saya, sebulan lalu.

Ini merupakan kunjungan perdananya ke Yaman, tepatnya ke kota Tarim. Tentu, akan menjadi momen yang tak terlupakan. Berbicara tentang Yaman, tentu tak asing baginya. Bagaimana tidak, kalau dirunut sejarah, maka asal-usul Waled Nuruzzahri Family adalah memang dari Yaman.

“Asal-usul Waled dari Yaman. Kalo tidak salah entah di Aden,” ujar Waled, enam tahun silam, sebelum saya melangkahkan kaki ke Bumi Balqis itu.

Memang, secara fisik, asal-usul Ayahanda Waled Nu dari jazirah Arab. Hal itu juga terlihat dari postur tubuh Waled yang ke-arab-araban. Jenggotnya lebat, suaranya khas, dibumbui kharismanya yang tinggi, membuat Waled semakin mirip dengan warga negara di Timur Tengah itu.

Tak hanya Waled, ketangkasan dan kharisma kearab-arabannya juga diwarisi oleh Tgk. Abang. Gaya, intonasi dan sifat ketegasannya juga teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Tentu, sifat tersebut merupakan turunan dari kakeknya juga. Di kalangan masyarakat Samalanga sendiri, almarhum Tgk Yahya (Ayah Waled, kakek dari Teungku Abang) lebih tersohor dengan panggilan ‘Teungku Arab’.

“Iya Yaman. Kami dari marga Basyuaib,” tegas ‘Ammi Fakhri, adik kandung Waled, beberapa waktu lalu, di kediamannya, Desa Mideun Jok.

Basyuaib, salah satu marga/kabilah/fan di Yaman. Khususnya banyak tersebar di Provinsi Hadhramaut. Selain Al Khatib, Ba’udhan, Basyuaib ini juga mempunyai kedudukan di hati warga setempat. Selain masyaikh besar lagi alim, ada juga tokoh-tokoh masyarakat dari marga Basyuaib itu. Misal Ust. Ali Basyuaib, Ketua Pemuda dan Olahraga Kota Tarim, periode 2017.

Tak sembarangan, silsilah marga Basyuaib ini bersambung hingga ke Sahabat Rasulullah Saw dari kalangan Anshar, yaitu Umar Sa’ad bin ‘Ubadah Al-Anshariy Al-Khazraji. Sekarang, marga tersebut ada turunannya lagi, seperti: Al Bin Qadri, Al Ba-lu’lu’, dan Al Ba-Makmul.

‘Ala kulli hal, kunjungan Teungku Abang kali ini tak sekadar mengikuti daurah. Tetapi juga sebagai ajang melepas kekangenan terhadap kampung halamannya, Yaman. Jika di Indonesia, mudik lebaran maksimal hanya empat hingga lima hari saja, namun Teungku Abang mudiknya hingga empatpuluh hari. Sungguh unik, bukan?! Bercengkrama, bersuka-ria bersama “warga kampung halamannya” tentu momen yang sangat dirinduinya. Allah yusallimukum fii safar, ya Sayyidi. [AR]

Kisah Inspiratif

Berita Terkini

.