Puluhan wali santri sedang menyimak arahan dari pimpinan dayah, Tgk. H. Nuruzzahri Yahya. (Minggu, 20 September 2015)
******************************************
Guna memantapkan kerja sama dengan pihak dayah, pimpinan dayah salafiyah Ummul Ayman Samalanga, Tgk. H. Nuruzzahri Yahya kembali adakan pertemuan dengan pihak wali santri pagi tadi di dayah setempat. (Minggu, 20/9)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, temu ramah antar kedua belah pihak ini sudah rutin diadakan setiap tiba hari libur. Namun, untuk hari ini (baca; libur haji) pertemuan hanya diprioritaskan kepada wali murid dari kalangan santri Aliyah saja, hal ini berbeda dengan hari libur saat menjelang bulan puasa yang pertemuannya lebih umum, digelar untuk semua wali santri baik dari Aliyah maupun Tsanawiyah.
Pimpinan dayah, Tgk. H. Nuruzzahri Yahya, atau yang akrab disapa Waled Nu menyatakan pertemuan itu perlu untuk diadakan. Menurutnya, gelaran seperti itu efektif untuk memaksimalkan kualitas anak didik dalam masa belajar. Pada kesempatan itu Waled juga menyampaikan beberapa point penting demi tercapainya target ta’allum (belajar) seorang santri. Menurut Waled Seribu Anak Yatim ini, ada tiga rukun yang harus dipenuhi demi kesuksesan seorang anak didik; pertama, orang tua mau anaknya dididik, kedua, si-anak sudah siap untuk dididik, dan ketiga, pendidik juga telah siap untuk mendidik.
Sementara untuk syarat-syaratnya sudah barang tentu sebagaimana pesan Imam Syafi’i, yaitu ada enam syarat agar mencapai tujuan maksimal dalam belajar; termasuk disana menempuh pendidikan dalam waktu yang lama.
“Dalam belajar tidak boleh ada istilah oper bola. ini bisa mengindikasikan si-anak mengalami kandas dalam belajar”, pungkas Waled saat merincikan urutan keenam dari syarat-syarat belajar.
Selain itu, para wali santri juga diberikan kesempatan untuk bertanya pada sesi tanya jawab yang telah ditentukan. Harapannya, konsekuensi dari momentum pertemuan ini bisa meningkatkan eksistensi belajar santri selama berada di dayah dengan motto “menyekolahkan anak santri, bukan menyantrikan anak sekolah” tersebut.
Pertemuan digelar di mushalla komplek dayah setempat, berlangsung sekitar satu jam, dan berjalan khidmat hingga selesai menjelang siang tadi. Hari ini, semua santri sudah diliburkan (selama 10 hari) dan ta’allum baru start kembali pada 1 oktober usai lebaran nanti. (MY)