Foto: Akhwat Ikabua sedang mengikuti pengajian di komplek Masjid Al-Muttaqin Peunayong, Banda Aceh, kemarin. (Minggu, 18 Oktober 2015)
===================================================
Setelah melewati berbagai diskusi selama beberapa waktu lalu, kini, pengurus Ikatan Keluarga Besar Alumni Ummul Ayman (IKABUA) sukses mewujudkan program pengajian untuk kalangan akhwat.
Siang kemarin, minggu (18/10) pihak pengurus Ikabua telah sukses menggelar pengajian perdana untuk kaum akhwat yang tergabung dalam wadah Ikabua. Pengadaan program pengajian itu dari awalnya telah direncanakan untuk pihak alumni dari kaum hawa yang berdomisili di seputaran kota Banda Aceh.
Dijadwalkan, pengajian rutin mingguan ini akan digelar setiap hari minggu siang, dimulai ba’da zuhur hingga berakhir menjelang ashar. Kebijakan itu untuk memaksimalkan kehadiran peserta yang tersebar di sejumlah kawasan baik dalam kota Banda Aceh maupun Aceh Besar yang notabene-nya rata-rata adalah mahasiswi.
Ketua umum Ikabua, Tgk. M. Ridwan Calok pada sambutannya menjelaskan, terwujudnya pengajian perdana untuk akhwat yang pernah “meudagang” di dayah salafiyah Ummul Ayman Samalanga itu berkat adanya partisipasi serta dukungan dari berbagai pihak. Pengajian diasuh oleh juga oleh alumnus Tgk. M. Khusni Adam, Lc dengan materi pengajian meliputi kitab tauhid Matan Sanusi, Ta’limul Muta’allim, dan Tahsinul Quran.
“Kita sepakat itu saja dulu untuk materi tahap permulaan”, terang Tgk. Ridwan yang juga pengurus Masjid Peunayong.
Sementara untuk kalangan kaum adam, masih menurut Tgk. Ridwan, pengajian sudah berjalan setiap malam minggu diasuh oleh pimpinan LPI Dayah Madani Al-Aziziyah Tgk. H. Muhammad Hatta, Lc, M.Ed di komplek setempat desa Lampeuneurot Ujong Blang, Darul Imarah, Aceh Besar.
Pemateri pengajian, Tgk. Khusni, menurutnya, selain berupa pembekalan ekstra ilmu agama untuk alumni khususnya di bidang i’tiqad yang dewasa ini begitu meresahkan, pengajian yang ditujukan untuk mereka yang notabene-nya rata-rata adalah mahasiswi itu juga bertujuan demi mempererat ukhwah antar ukhti-ukhti (akhwat) Ikabua itu sendiri.
“Sebagai alumni dayah, mereka harus pandai dalam memposisikan diri sebagai figur masyarakat luas”, tambah Tgk. Husni saat dikomfirmasi kembali malam tadi.
Saat ini Teungku jebolan Al-Azhar Kairo kelahiran Bentayan, Pidie itu sedang harus bermukim di Banda Aceh untuk mengikuti perbekalan bahasa program pasca sarjana ke Jordania di kantor LPSDM Aceh yang kabarnya baru akan take off pada pertengahan 2016 mendatang.
Sementara itu, pimpinan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ummul Ayman Tgk. H. Nuruzzahri Yahya yang juga sempat memantau langsung kegiatan pengajian sangat mendukung dan mengapresiasi penuh dengan adanya pengajian khusus akhwat ini. Beliau yang akrab disapa Waled mengharapkan kegiatan positif ini nantinya dapat berjalan secara kontinue.
“Nyan bek kali nyoe manteng rame”, ujar Waled yang kemarin baru saja pulang dari kenduri tahunan Allah Yarham Abah Lamno di Lamno, Aceh Jaya.
Saat ditanyai lebih detail, Ketum harian Ikabua Tgk. Muyassir Rusli, S.T. menjelaskan, sebenarnya pengajian sudah digelar dua kali pertemuan, tapi saat itu sempat kesulitan untuk dikomfirmasi.
“Untuk hari ini (kemarin) baru bisa kita komfirmasi semua, dan mengingat Waled juga hadir disini, makanya kita nobatkan sebagai perdana”, pungkasnya.
Pengajian berlangsung khidmat di sebuah balai komplek Masjid Peunayong, dihadiri sekitar dua puluhan akhwat. Hadir juga sekretaris Ikabua Tgk. Khairil A. Murad, S.T. pada gelaran itu. (MY)
