Oleh Akram Alfarasyi
Hehe, itu normal sobat. Santai aja! Manusia memang begitu, terkadang suka bahagia, sering pula kebahagiaan disela oleh kesedihan.
Menurut ku, galau boleh dibilang efek karena kita jauh dari nilai-nilai rohani yang kemudian merenggangkan jiwa dari Tuhan. Terserah kalian mau kasih definisi apa. Itu pengertian dari saya.
Secara alamiah, galau, sedih, murung, everything laaa, pokoknya yang menggambarkan keadaan kita jauh dari kata bahagia, itu semua sementara. Kalian pasti ingat, kalo selepas gelap timbul terang, sehabis lelah datang bahagia. Yup, itu maksud ku.
Kita semua emang kayak ular tangga. Prosesnya serasa berat banget, turun gara-gara angkanya nentuin kita berhenti di ekor ular, jalan lagi, terus malah turun lagi. Tapi teman-teman! Setiap dari kita pasti juga pernah naik tangga, bahkan menang duluan dalam game ular tangga, iya kan?
Uda, jangan berlebihan dan larut dalam kegalauan yang unfaedah! Mending nikmati aja! Hehe, nikmati semampunya aja ya!!
Fakta ya temen-temen! Semua manusia adalah pemenang. Iya, aku, kamu, dan mereka. Kita. We are the winners. Tak usah ku terlalu panjang dan sistematis menjelaskan, cukup kau lihat saja! Amati!
Manusia berasal dari jutaan sel sperma yang saling bersaing untuk memperebutkan sel telur. Dari sekian banyak sel sperma tersebut, cuma satu yang berhasil mendarat di sel telur. “bisa jadi dua, bagi yang kembar, atau lebih.”
Yang landingnya mulus, itulah jadi janin. Actually, itu kita. Buktinya, kita uda ada di dunia sekarang ini. Mantap.
Filosofinya apa? Manusia emang sejatinya tercipta sebagai pemenang. Lantas, kenapa masih harus galau?
Okeh, galau adalah hal wajar. Wajar selama galau itu masih sewajarnya. Laah, kalo terus-terusan galau, itu uda ga wajar. Fail to live.
That’s why, kita sebagai pemenang harus punya mental juara. Karena menyandang gelar juara itu juga ga mudah. “Ups! Tadi katanya emang manusia terlahir sebagai juara?”
Hehe, iya sob, tapi itu juara secara fisolofisnya. Kalo kita pengen it becomes true, ya harus punya taktik dan usaha, biar semuanya terwujud. Kelar.
Lanjut, sekarang mari mendefinisikan mental juara! Determinasi dari otakku, mental juara adalah sikap teguh yang dilakukan secara konsisten terhadap apapun jalan yang akan membawa pribadi menuju keberhasilan. Mungkin ini terlalu bijak, wk.
Well, point one. “Kenali dirimu!” Hal paling mendasar yang harus kita sadari adalah diri pribadi. Bagaimana keadaan pribadi, sifat pribadi dan apapun kemampuan pribadi, semuanya harus sobat ketahui.
“why must be like that?” tentu sobat. Seandainya kita masih belum tau apa potensi, bakat dan kemampuan diri, nantinya kita akan terombang-ambing. Misalkan saja, seorang anak dengan bakat Matematika yang terpendam. Dia malah difokuskan ilmu Biologi hanya karena salah masuk fakultas, pastinya dia bakal susah dengan jurusannya. Usaha bukan pada bakatnya. Ini sekedar umpama ya!
Tapi guys! Bukan berarti kalo kita uda nemuin bakat asli dan tau keadaan pribadi akan mengubah segalanya jadi mudah ya! Tetap di sana akan dibutuhkan perjuangan ekstra.
Kedua, “Fokus dan Konsisten”
Sejauh ini, mungkin sangat sering kita dengar motivasi mengenai kedua hal di atas. But, that’s not easy.
Fokus adalah konsentrasi penuh kamu saat belajar atau mengerjakan sesuatu. And as usually, kebanyakan pasti sering mengalami gangguan eksternal maupun internal pas lagi konsen penuh. Semisal diajak hangout la, main game dan lain sebagainya. Itulah kenapa, fokus itu cukup sulit bagi sebagian orang.
Ngga jauh berbeda, konsisten itu malah lebih parah. Over difficult. Iya. Kita dituntut untuk terus menerus melakoni hal yang emang uda kita planned. Ngga sedikit loh orang yang uda ngerencanain berbagai hal, tapi ujung-ujungnya malah gagal, sebab ngga konsisten.
Selanjutnya, “Be Confident”. Cukup aja kalian anggap, “saya pasti bisa”. There’s nothing impossible.
Yang jadi masalahnya, untuk membangkitkan semangat percaya diri itu gak mudah. Pernah kadang kita uda nyiapin bahan presentasi sebaik-baiknya, speaking training berulang kali, tapi semuanya nihil karena ada satu dua orang di kelas yang interupsi. Hedeh, memang nasib.
Upss. Tapi ga boleh nyerah teman-teman! Awalnya mungkin emang seperti itu, walau banyak juga yang ngga perlu ngedrop pas pertama kali mau bangkit seperti kita. But, intinya sama. Seberapa kali pun kita gagal di awal, kalo akhirnya berhasil, tetap, kita orang berhasil juga namanya. Yoi.
The last, “Serahkan pada Tuhan”
Urusan akhir kita, mau sukses atau kembali gagal, itu urusan Yang Maha Kuasa. Kita ga punya hak untuk menerka apalagi memastikan akhir cerita kita, sebab itu semua uda jadi urusan Tuhan. So, just trust to your self and do whatever you need! God will surely make it happen.
Tuhan itu maha penyayang loh. Ngga bakal Dia nyia-nyiain usaha seorang hamba-Nya yang emang uda berusaha keras mewujudkan mimpinya.
Ada yang bilang, “Aku uda berusaha kok, tapi kenapa ga berhasil?” Guys! Ada saatnya kita perlu introspeksi diri. Mungkin ada beberapa hal dalam diri kita yang emang ngga sesuai atau bahkan menolak hal tersebut, dan bisa jadi inilah penyebabnya. Atau bahkan, emang usaha kita yang belum maksimal.
Kalo iya, kala gagal kita langsung ngatain Tuhan ga adil, ga sayang sama kita, atau apapun itu, maka cukup satu kata, kenali lagi siapa yang anda marahi itu! Apakah yang Dia berikan selama ini belum cukup? Apakah Dia pernah ninggalin kita? Jangan-jangan kita sendiri yang terkadang melupakan-Nya. Tragis!
Oke teman seperjuangan! Menurut ku, itulah tiga langkah utama bagi kita agar mencapai kesuksesan dan keluar sebagai juara yang sebenarnya.