Oleh Muhammad Yasirul Rizki (14), juara 3 dalam lomba esai literasi Ummul Ayman
Kenapa di Indonesia sedikit orang yang mau membaca dan menulis? Itu karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Padahal membaca akan membuat kita tahu pendidikan yang akan berguna baik jasmani maupun rohani. Tapi sekarang kita lihat betapa banyaknya masyarakat di Indonesia kurang membaca dan menulis. Para pemuda, anak-anak, ibu serta bapak mengikuti arus dunia yang semakin canggih akibat budaya luar yang masuk ke Indonesia, merubah pola pikir manusia kepada kelalaian, sehingga mereka tidak mau lagi membaca dan menulis. Karena itu hendaknya kita harus sedikit memfilter budaya-budaya luar yang masuk ke wilayah Indonesia agar anak-anak Indonesia tidak malas.
Kenapa kita harus membaca? Karena membaca adalah jembatan ilmu. Semakin banyak yang kita baca, semakin banyak pula pelajaran yang kita dapat. Oleh karena itu, membaca itu harus ditingkatkan agar anak-anak yang hidup di dunia canggih bisa berkembang juga dapat menjadi generasi penerus yang akan datang. Oleh karena demikian, guru-guru di sekolah harus meningkatkan membaca dan menulis bagi anak-anak yang belajar agar anak-anak yang tidak tahu pendidikan dapat meneruskan cita-citanya dan berguna bagi bangsa dan negara.
Tidak lupa dengan menulis, karena membaca agaknya belum lengkap kalau belum menulis. Dengan menulis, impian para pemuda dan anak-anak bangsa dapat terarah ke jalan pendidikan, juga terhubung dengan jalan kesuksesan. Dengan demikian, para pemuda mestinya mengubah pikirannya dari bermain-main di dunia canggih menuju pendidikan. Sekarang kita lihat di Indonesia, betapa banyak anak-anak yang tidak mau membaca dan menulis. Mereka lalai dengan dunia serba canggih. Mereka lalai dengan handphone, gadget dan lain sebagainya.
Orang-orang hebat semisal Profesor, Doktor, guru dan para penulis buku bisa berhasil karena mereka mau membaca dan mau menulis. Karena dengan itulah kita bisa berinteraksi dengan dunia.
Ada pepatah mengatakan, “Kalau kamu ingin mengenal dunia, membacalah! Tapi jika kamu ingin dikenal dunia, maka menulislah!” Dari sana, dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa dunia akan mengenal kita dengan cara menulis karena tulisan kita itu akan dibaca dunia. Jika kita ingin mengenal dunia maka kita harus membaca karena dunia juga menulis.
Menulis akan menjadi suatu prestasi besar jika dilihat baik-baik. Kalau anak-anak yang ada di Indonesia pintar tapi tidak pernah mengeluarkan ide pokok dengan menulis, maka kepintaran yang ada pada dirinya itu akan menjadi sia-sia karena dia tidak pernah diketahui dan diakui. Seperti Ibnu Sina, Ia adalah seorang tokoh yang ahli di bidang kedokteran karena beliau rajin membaca dan menulis. Maka beliau dikenal sebagai ahli kedokteran. Dari situ kita lihat tak sedikit tokoh-tokoh yang lahir di negara Indonesia terkenal sebagai orang hebat karena mau bersungguh-sungguh dan mau menulis. Mari sama-sama kita tingkatkan minat baca dan menulis agar kita bisa menuju kesuksesan sebagaimana orang-orang hebat yang telah membanggakan bangsa dan negara.