Kepala Badan Pendidikan dan Pengembangan Dayah (BPPD), Bustami Usman menghadiri peresmian Dayah Mahasiswa Ummul Ayman III dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) milik Yayasan Pendidikan Islam Ummul Ayman yang didirikan oleh Waled Nuruzzahri atau Waled Nu.
Dalam sambutannya, Bustami Usman mengatakan dayah Aceh telah melahirkan banyak ulama kharismatik. Alumninya menyebar ke berbagai daerah, termasuk ke luar Aceh. Model dayah Aceh juga diadopsi disejumlah tempat di luar Aceh.
Saat ini, menurut Bustami Usman, dayah sudah menjadi pilihan orangtua untuk mendidik anak-anaknya. “Kini, malah dayah yang tidak bisa menampung santri baru karena ketiadaan tempat. Maknanya, dayah sudah menjadi pilihan utama untuk pendidikan,” katanya.
Menurut Bustami Usman, pilihan itu menunjukkan rakyat Aceh siap memperkuat Aceh sebagai daerah syariat Islam. “Pemerintah Aceh terus mendukung keberadaan dayah di Aceh,” kata Bustami Usman.
Waled Nu dalam arahannya mengatakan Yayasan Pendidikan Islam Ummul Ayman siap mengatasi ragam macam darurat yang sedang dialami Aceh, melalui pendekatan agama. “Darurat narkoba, darurat aqidah, darurat baca al quran, bahkan darurat sepakbola bisa diatasi dengan pendidikan agama,” ujar Waled Nu.
Untuk itu, Waled Nu mengajak semua pihak untuk membantu dayah. Waled Nu, dalam kesempatan itu juga memuji Kepala Badan Dayah yang sangat antusias membantu dayah. “Ini dayah mahasiswa lahir di zamannya Pak Bustami Usman,” kata Waled Nu.
Menurut Januddin, Dayah Mahasiwa dan STIS sudah dirintis sejak 2012. “Ini gagasan dari Waled Nu, ” katanya.
Menurutnya, keberadaan Dayah Mahasiswa Ummul Ayman III dan STIS di lahan 3,5 ha ini berkat dukungan semua pihak.
Katanya, di STIS ada dua prodi, yaitu prodi hukum keluarga dan prodi hukum ekonomi syariah. “Untuk perdana ini ada mahasiswa sekitar 106 orang yang didukung 22 orang dosen,” katanya
Sumber: archives.portalsatu.com