Dalam dunia pesantren, agaknya lumrah jika kabar angin sering menyirat bahwa dayah salafi itu terkesan kotor dan kumuh. Sebaliknya, dayah modern lebih dipandang dengan kesan bersih, rapi dan lebih asri. Tapi semua itu tak pernah lebih dari sekadar kabar angin. Hanya rumor, desas-desus, isu tanpa fakta. Karena nyatanya salah satu dayah salafi di Aceh tak terlihat sebagaimana rumor-rumor di atas.
Dayah Ummul Ayman Samalanga adalah salah satu dayah yang sangat mencintai kebersihan. Setiap santrinya selalu menjaga kebersihan kamar dan teras masing-masing. Kamar selalu disapu tiga kali setiap hari. Halaman dayah juga dibersihkan di pagi dan petang. Jika ada tempat dengan sampah yang berserakan, santri yang lewat akan mengambil dan membuangnya ke tempat sampah.

Dayah Ummul Ayman tidak memiliki petugas kebersihan, tapi santrinya sendiri yang membersihkan setiap sudut dayah dengan bimbingan dari guru-guru. Semuanya bergotong royong dalam hal kebersihan layaknya dayah-dayah salafi lain. Karena banyaknya santri dan luasnya dayah, sistem kebersihan di dayah ini dikoordinir menjadi beberapa kelas pembersih. Misalnya kelas 2 bertugas di pagi, kelas 4 nertugas di petang.
Hal di atas berbeda dengan dayah modern, di mana dayah modern memiliki petugas khusus kebersihan yang bertanggung jawab terhadap semua masalah kebersihan. Di dayah salafi, perihal kebersihan mutlak menjadi tanggung jawab masyarakat dayah yang terdiri dari santri dan guru. Karena itu, jika saja ada masalah yang berhubungan dengan sampah dll, yang disalahkan juga guru dan santri.

Sistem dayah salafi ini lebih mendidik santri lebih disiplin perihal kebersihan. Santri akan lebih peka terhadap sampah dan kebersihan di mana pun ia berada, sehingga dapat membentuk karakter muslim yang lebih peduli lingkungan. (FMA)