Asset 3 (3)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

UMMUL AYMAN

SAMALANGA-BIREUN-ACEH

Berita Terpopuler

DSC09409

Pengumuman Kelulusan Santri Baru Tahun Ajaran 2024-2025

IMG-20240201-WA0073

10 Tahun Jadi Sarjana : STIS Ummul Ayman Wisudakan 130 Mahasiswa/i

IMG-20240125-WA0044

Berkilau di Bawah Cahaya Ilmu: Yudisium angkatan ke-3 STIS Ummul Ayman Mengabadikan Prestasi 130 Lulusan.

_YUA6753

Kapolres Bireuen Sosialisasikan Bahaya Kenakalan Remaja dan Narkoba di Dayah Ummul Ayman Samalanga

DSC00579

Seminar Nasional di YPI Ummul Ayman, Angkat Tema ‘Runtuhnya Khilafah Usmani dan Munculnya Negara Bangsa,’

WhatsApp Image 2023-10-04 at 21.29.29

Amrul Yunan Usman, Santri Berprestasi, Terpilih Sebagai Finalis Duta Santri Nasional 2023

Siapa Petunjuk Jalan?

Abu Thalib adalah paman Rasulullah dari pihak bapak. Beliaulah yang menjadi pengasuh Rasulullah saat ayah, ibu serta kakeknya telah tiada. Rasul diasuh oleh beliau sejak berumur 8 tahun. Beliau sangat mencintai Rasulullah. Buktinya ia mendidik dan mengasuh Rasullullah seperti mengasuh anaknya sendiri. Bukan hanya Abu Thalib saja yang menyukai nabi, seluruh masyarakat Quraisy kala itu pun menyukai beliau. Rasa cinta beliau ini tak lain juga karena sifat dan karakter Rasulullah sendiri yang sangat jujur. Beliau benar dalam berkata, senyum ketika berjumpa dan pemaaf kesalahan orang lain. Sifat-sifat inilah yang membuat beliau mendapat gelar Al-Amin, yang terpercaya.

Saat Rasulullah menginjak umur yang ke-40 tahun, Allah mengangkatnya menjadi Rasul dengan “Iqra” sebagai wahyu pertama. Saat itulah beliau mulai menjalankan misi dakwah untuk menyeru ke jalan Allah. Dalam status sebagai Rasul, Abu Thalib tetap setia mendampingi Rasulullah bahkan membantunya dalam menyebar dakwah. Namun ironisnya, meski beliau adalah orang yang paling berperan dalam penyebaran dakwah Rasul, beliau tidak mau masuk Islam. Rasulullah selalu berusaha mengajak pamannya untuk masuk Islam, namun hasilnya nihil. Hingga pada akhir hayatnya pun beliau tidak juga mengucapkan kalimat syahadah sehingga beliau mati dalam keadaan kafir.

Hal ini membuat Rasulullah sangat terpukul, sedih dan menangis. Lantas beliau mengadu kepada Allah akan hal ini. Saat itu turun wahyu dari Allah, Sesungguhnya engkau wahai Muhammad, tidaklah sanggup untuk memberi petunjuk kepada orang yang engkau cinta. Tetapi Allah mampu memberi petunjuk kepada siapapun yang ia kehendak.” QS. AlQashash [QS. 28:56]

Cerita di atas menyadarkan kita betapa seseorang itu tak mampu untuk memberikan petunjuk pada siapa pun. Hal ini mesti direnungi oleh setiap pelajar yang berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Lihatlah Abu Thalib, beliau adalah paman nabi, orang yang mendidik nabi di masa kecil, sangat dekat dengan nabi bahkan membela nabi saat kaum kafir Quraisy datang. Tapi perihal hidayah, bahkan seorang nabi dan rasul terbaik sepanjang masa pun tak mampu memberi, apalah daya kita yang bukan siapa-siapa.

Saya jadi ingat apa yang pernah guru saya katakan, bahwa tidak semua pelajar (santri) akan berhasil, banyak di antara mereka yang gagal. Itu karena Allah belum memberikan hidayah kepada mereka. Karena itu, jangan pernah putus asa dalam meminta hidayah pada Si pemilik hidayah. Seorang guru tak mampu untuk membenarkan, memberi hidayah, mencerdaskan dan memberi petunjuk kepada muridnya melainkan hanya mengajarkan. Karena tiada daya dan upaya kecuali Ia mengulur tangan. Karena hanya Ia satu-satunya petunjuk jalan.

Artikel oleh Fadhil Mubarak Aisma

Kisah Inspiratif

Berita Terkini

.